Sunday, May 20, 2018

Berbagai Contoh Kegiatan Ibadah di Bulan Ramadan

Kegiatan Ramadan Tahun 1439 Hijriyah/2018 Masehi_Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia telah mengadakan sidang isbat untuk penentuan awal bulan suci Ramadan tahun 1439 H. Adapun hasil dari sidang tersebut, pemerintah via Menteri Agama ( Drs. Haji Lukman Hakim Saifuddin) telah menetapkan bahwa 1 Ramadan 1439 H bertepatan dengan hari Kamis tanggal 17 Mei 2018 dan/atau kalau dilihat di kalender/penanggalan hijriyah maka 1 Ramadan 1439 Hijriyah sudah masuk mulai tanggal 16 Mei 2018 waktu maghrib. Dari itu, mulai malam ini (16 Mei 2018) umat Islam sudah mengawali kegiatan ibadah di bulan Ramadan seperti: Sholat Tarawih dan Witir, Tadarus Al-Qur'an, makan sahur perdana, dan ibadah lainnya.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama  Berbagai Contoh Kegiatan Ibadah di Bulan Ramadan
 Kegiatan Bulan Ramadan via http://photo.liputan6.com/

1. Kegiatan Ibadah Sholat Tarawih
a. Bolehkah Sholat Tarawih dilaksanakan sendiri tanpa berjamaah?
Setelah sidang isbat memutuskan awal Ramadan sudah masuk malam ini, umat Islam ( khususnya muslim Indonesia) mengawali kegiatan Ramadan dengan Sholat Tarawih secara berjamaah di Masjid maupun Musholla, walaupun Sholat Sunnah ini boleh dilaksanakan tanpa berjamaah(sendiri). Namun, mayoritas muslim memilih mengerjakan Sholat Tarawih dengan berjamaah, karena selain terasa ringan, pahala Sholat berjamaah lebih banyak dibanding dengan Sholat sendirian.

b. Berapa jumlah rakaat Sholat Tarawih, 11 rakaat atau 23 rakaat?
Ahaa, pertanyaannya ternyata salah ya sob???he he. Maksud saya, Sholat Tarawih itu 8 atau 20 rakaat?. Untuk lebih jelasnya, yakinilah apa yang telah menjadi keyakinan Anda, karena baik itu Sholat Tarawih dikerjakan 8 rakaat + 3 witir dan/atau 20 rakaat + 3 rakaat Sholat Witir itu sama-sama ada dalilnya sehingga semuanya benar.

Loh kata Muhammadiyah, Sholat Tarawih itu yang benar adalah 8 rakaat!, sedangkan kata NU, jumlah rakaat Sholat Tarawih itu ada 20!

Hmm, ga usah dipikirin kalau masalah beda keyakinan, karena berdebat (apalagi debat kusir) tentang perbedaan keyakinan itu pekerjaan sia-sia belaka.

NU dan Muhammadiyah hanyalah sebuah organisasi maupun golongan, seharusnya dalam soal ibadah (khususnya) tidak usah fanatik, jalankan ibadah karena Allah, jadi bukan karena NU, Muhammadiyah, dan/atau organisasi/golongan Islam yang lain.

Sholat Tarawih dikerjakan 8 atau 20 rakaat itu sama-sama mendapat pahala (jika ikhlas), jadi seharusnya jalani saja sesuai keyakinan masing-masing tanpa memikirkan orang lain yang berbeda keyakinan.

Banyak pahalanya yang mana antara orang Islam yang melaksanakan Sholat Tarawih 20 rakaat dengan yang 8 rakaat?

Pahala Sholat Tarawih 20 rakaat lebih banyak daripada 8 rakaat jika yang mengerjakan Tarawih 20 rakaat lebih ikhlas dari yang 8 rakaat.

Pahala mengerjakan Tarawih 8 rakaat lebih besar ganjaran/pahalanya jika yang melaksanakan Tarawih 8 rakaat lebih ikhlas dari yang 20 rakaat.

Bagaimana dengan pahalanya orang Islam yang TIDAK mengerjakan Sholat Tarawih 8 dan/atau 20 rakaat, namun dia ikhlas?

Hmm, pahala itu urusan Allah. Jadi, Wallohu a'lam bishowab. Yang jelas, yang tidak mendapatkan pahala Tarawih adalah orang Islam yang tidak mengerjakan Sholat Tarawih 8 atau 20 rakaat , namun dia tidak ikhlas. Dalam artian dia hanya suka debat mempermasalahkan 8 atau 20, namun dia malah tidak mengerjakan salah satu dari keduanya. Aneh!


2. Kegiatan Ibadah Membaca Al-Qur'an
Pahala membaca Al-Qur'an selain di bulan Ramadan memang banyak, namun lebih besar lagi pahalanya jika pada bulan Ramadan. Nah, karena itulah umat Islam umumnya lebih memperbanyak tadarus Al-Qur'an di bulan Ramadan.

Kegiatan Tadarus Al-Qur'an di bulan Ramadan seringnya dilaksanakan bersama di Masjid atau Musholla, ada juga orang islam yang membaca Al-Quran di rumah.

Artikel terkait : Transformasi Tadarrus Al-Qur'an Malam Hari Bulan Ramadan; Tradisi dari Jibril sampai Anak Kecil

Lebih baik mana Tadarus Al-Qur'an sistem BANDUNGAN dengan sistem MANDIRI (Jakartaan)?
Apa itu Tadarus Kitab Suci Al-Quran model Bandungan dan MANDIRI?, he he seperti yag sudah maklum bahwa di desa/kampung bahkan di kota sekalipun,,,istilah "Bandungan" sudah tidak asing lagi.

Membaca Al-Qur'an sistem Bandungan adalah kegiatan tadarus Al-Qur'an yang dilaksnakan secara bersama di Masjid/Musholla/Majlis Ta'lim, di mana pembacaan ayat-ayat suci Al-Quran dilakukan secara bergantian/giliran, jika ada salah satu anggota jamaah tadarus yang sedang membaca Al-Qur'an, maka anggota lainnya menyimak bacaan.

Tadarus Al-Qur'an sistem Jakartaan (Mandiri) adalah pembacaan ayat-ayat Al-Qur'an yang dilakukan sendiri-sendiri walaupun di Masjid/Musholla juga banyak temannya.

Lalu lebih baik mana dong antara tadarus sistem BANDUNGAN dibanding JAKARTAAN?

Baik bagi orang Islam yang baru proses maupun sudah mahir membaca Al-Qur'an, cara terbaik adalah tadarus sistem BANDUNGAN. Hal ini dikarenakan jika misal si anggota yang sedang mendapatkan giliran untuk membaca Al-Qur'an, ternyata terjadi kesalahan dalam membaca, maka anggota yang lain bisa membetulkannya, sehinnga kesalahan bacaan dapat teratasi dengan benar.

Beda dengan tadarus Al-Qur'an secara mandiri, ahaa jika ada kesalahan membaca tidak diketahui, karena biasanya membaca Al-Qur'an sendiri itu terasa benar terus. Apakah Anda juga merasakan hal yang sama?, he he.

3. Kegiatan Sholat Sunnah Tahajud, Hajat, dan Sholat Sunnah lainnya.
Di bulan Ramadan, orang Islam juga kebanyakan menggunakan aji mumpung,,ahaa mumung pahala ibadah di bulan Ramadan pahalanya dilipatgandakan. Nah, biasanya umat Islam lebih rajin dalam melaksanakan Sholat Tahajud dan Sholat Sunnah lainnya.


4. Kegiatan Ibadah Sunnah Makan Sahur
Pada zaman dahuluuuu,,,khususnya di desa tempat tinggal saya, santap sahur itu dilakukan antara pukul 23.00 - 01.00 WIB. Mengapa demikian???, ya karena pada sekitar tahun 1990-1995 media informasi belum seperti saat ini. Pada zaman itu tidak semua warga memiliki radio, TV, bahkan masih ada yang belum memiliki jam.

Pada saat itu, mayoritas warga desa saya memanfaatkan tanda bedug/jidur sebagai tanda bahwa saat sahur sudah tiba. Jadi, jika anak/remaja sudah membunyikan bedug di Masjid/Musholla, maka orang Islam di sekitarnya bangun tidur dan makan sahur.

Lain dengan zaman sekarang, di mana mayoritas orang Islam lebih suka santap sahur di waktu yang kiranya tidak terlalu jauh dan dekat dengan waktu imsak tiba. Dan sebaiknya memang seperti itu.

5. Kegiatan Puasa Wajib di bulan Ramadan
Semoga kita orang Islam bisa sukses melaksanakan ibadah puasa 1 bulan penuh, Aamiin. Ini khusunya bagi Muslim, nah jika Muslimah yang sedang berhalangan untuk berpuasa (misalnya haid) itu lain lagi karena wanita haid haram hukumnya untuk berpuasa.

6. Berbuka Puasa Ramadan
Jika datang waktunya untuk buka puasa, maka segeralah berbuka puasa. Namun ingat, sebaiknya jangan sampai terlalu kenyang, agar dalam menjalankan Sholat Tarawih tidak terganggu oleh perut yang kekenyangan. Di mana umumnya jika perut terlalu banyak isi makanannya maka berpotensi timbul rasa malas, ngantuk, dan terasa berat untuk melakukan ibadah.

Baca juga:
Demikian sekilas tentang beberapa contoh kegiatan di bulan Ramadan. Semoga bermanfaat.


Sumber https://www.websitependidikan.com/

No comments:

Post a Comment