Roket pertama kali dibuat di Cina pada abad ke-13. Semenjak awal di Cina, roket digunakan sebagai mercon/kembang api yang mampu melesat ke udara hingga membentuk kembang api raksasa di angkasa. Belakangan mercon dikembangkan menjadi roket dan dijadikan sarana untuk membawa muatan dengan tujuan perang maupun damai. Pada masa perang, mercon berubah fungsi menjadi sarana peluncur panah api. Senjata ini antara lain digunakan tentara China atau Chin Tartar untuk menghalau serangan bangsa Mongolia yang dipimpin Kai Feng Fu pada tahun 1232.
Namun cerita pertama mengenai manusia yang terbang menggunakan roket diketahui dari tahun 1500 M. Seorang pejabat kurang terkenal Cina bernama Wan-Hu dibantu oleh asistennya dirakit untuk diterbangkan pada kursi bertenaga roket. Roket dengan Layang-layang besar, dan dengan 47 panah roket. Pada hari penerbangannya, Wan-Hu duduk di kursi dan memberi perintah kepada asistennya untuk menyalakan roket. Saat roketnya dibakar, dalam beberapa saat, terdengar suara gemuruh yang luar biasa disertai dengan kepulan asap. Ketika asap hilang, Wan-Hu dan kursinyapun terbang. Tidak ada yang tahu pasti apa yang terjadi dengan Wan-Hu kemudian, tetapi kemungkinan Wan-Hu dan kursinya hancur berkeping-keping. Panah apinya meledak saat terbang. Sayang, cerita ini hanya mitos alias fiksi belaka.
Mitos Wan-hu |
Namun, menurut sejarah. Eksperiment manusia pertama yang sukses terbang dengan roket dan selamat adalah Lagâri Hasan Çelebi. Sama seperti suksesnya penerbangan pertama Abbas Ibnu Firnas, walaupun ia harus meningalkan eksperiment itu akibat cidera yang dideritanya.
Baca Selengkapnya: Ternyata Ibn Firnas Manusia Pertama Yang Berhasil Terbang, Jauh Sebelum Wright Bersaudara
Kisah eksperiment yang dilakukan oleh Celebi bersaudara tercatat dalam buku seorang traveler yang juga penulis abad ke-17 M yakni Evliya Celebi (tidak ada hubungan kerabat dengan Hasan Celebi) dalam bukunya yang berjudul Seyahatname.
Kehebatan Lagari tak jauh berbeda dengan saudaranya, Herzafen Ahmed Celebi. Jika Lagari berhasil melakukan penerbangan dengan roket, maka saudaranya Herzafen Ahmed Celebi berhasil terbang dengan glider melintasi dua benua.
Lagari merupakan orang yang sangat giat dalam melakukan penelitian tentang pesawat terbang bertenaga dorong ledakan yang sekarang disebut dengan nama roket.
Lagari pertama kali menerbangkan roketnya pada saat kelahiran putri Sultan Murad ke-IV dari Istana Topkapi, Istanbul pada tahun 1632-1633 M. Pada kesempatan singkat, sebelum ia meluncur dengan roketnya ia menyampaikan pesan gurauan kepada Sultan, "Wahai tuanku, aku tinggalkan engkau di dunia sembari aku pergi untuk berjumpa dan berbicara dengan Nabi Isa", ujarnya.
Saat akan meluncurkan roketnya, Lagari masuk ke dalam sebuah kerangkeng yang terhubung dengan 7 roket disisinya dengan diisi 140 hingga 300 ton mesiu sebagai bahan bakarnya. Kemudian dengan berhati-hati dia menyulut bubuk mesiu yang berada di dalam roket.
Rancangan roket Lagari Hasan Celebi |
Lalu percikan bunga api yang disertai asap pun mulai terlihat dan tak berapa lama kemudian roket yang membawa kerangkeng Lagari pun terbang menuju ke angkasa dan melewati Bosporus. Setelah mencapai ketinggian tertentu, bubuk mesiu pada roket pun habis terbakar.
Dengan sigap Lagari lalu keluar dari kerangkeng dengan menggunakan bajunya yang semacam parasut untuk mendarat ke muka bumi lagi dan mendarat dengan selamat kedalam laut.
Saat berhasil landing, ia menyampaikan pesan kepada Sultan, "Tuanku, Nabi Isa memberikan salam untukmu" candanya. Penonton dan Sultan pun bersorak atas keberhasilannya.
Peristiwa penerbangan Lagari itu dicatat sebagai peristiwa terbang berawak vertikal pertama yang menggunakan sistem pendorong berupa tujuh buah roket dengan bubuk mesiu sebanyak 300 pound. Menurut catatan sejarah, Lagari berhasil mencapai ketinggian kira-kira 200-300 meter dalam jangka waktu selama 20 detik.
Karena prestasinya yang gemilang, Sultan Murad ke-IV memberikan penghargaan kepada Lagari dengan mengangkatnya menjadi salah satu pejabat militer terpenting di Angkatan Darat Turki. Berita kehebatan dua ilmuwan penerbangan yang bersaudara ini begitu menghebohkan negara-negara di Eropa. Bahkan berita kesuksesan penerbangan Celebi bersaudara itu menjadi buah bibir publik di Inggris pada 1638, dan dicatat oleh seorang penulis terkenal John Winkins dalam bukunya yang berjudul Discovery of New World.
Namun akibat terjadinya berbagai macam intrik politik di Istana Topkapi yang berusaha menjatuhkan kejayaan Celebi bersaudara, hubungan yang telah terjalin dengan baik antara Celebi bersaudara dengan Sultan Murad IV pun merenggang, bahkan kian memburuk dari waktu ke waktu.
Akhirnya Celebi bersaudara yang sangat berjasa terhadap dunia penerbangan modern saat ini dibuang ke negara Afrika, tepatnya di Aljazair dengan status tahanan politik. Setelah itu, mereka berdua dipindahkan dari pengasingan di Aljazair ke pengsingan di Crimea. Itulah sebabnya penelitian ini kemudian tidak berlanjut.
Celebi bersaudara yang kepandaiannya mencengangkan dunia, berakhir dengan tragis dengan menghembuskan nafas terakhirnya di pengasingan di Crimea pada sekitar 1640. Crimea pada kemudian hari, menjadi tempat percobaan roket Rusia.
Warisan Lagari adalah orang pertama yang memperkenalkan kekuatan roket sebagai alat untuk penerbangan berawak seperti roket antariksa yang kita kenal sekarang. Nisbatan sebagai orang pertama yang berhasil terbang dengan roket tampaknya cocok jika disandangkan kepada Lagari Hasan Celebi ini. Itu karena cerita roket berawak dari China sendiri yang digadang sebagai penerbangan roket berawak pertama merupakan cerita legenda dan mitos serta tidak berbuahkan keberhasilan.
Nasib Hasan Celebi sama seperti Ibn Firnas. Jika Ibn Firnas harus menghentikan penelitiannya akibat cidera yang dideritanya, maka Hasan Celebi juga harus meninggalkan penelitiannya karena pengasingan. Semoga Allah mengangkat derajat kedua tokoh ini.
Upaya selanjutnya pada roket berawak akan terjadi hampir 300 tahun kemudian di Jerman. Pada tahun 1928 Fritz von Opel merancang sebuah mobil roket yang disebut RAK1. Ini mencapai kecepatan tertinggi 75km / jam dengan Fritz di dalamnya.
No comments:
Post a Comment